Mengelola Sampah? Coba Tiru Negara-negara Ini

Di negara kita, Indonesia, sampah masih menjadi permasalahan yang belum terpecahkan sampai saat ini. Berdasarkan catatan tahun 2020 Katadata Insight Center, dalam satu jam sedikitnya ada 7.300 ton sampah yang diproduksi Indonesia. Jika diakumulasikan, dalam satu hari Indonesia telah menghasilkan 175.200 ton sampah. Produksi sampah dalam jumlah besar ini disebabkan oleh meningkatnya konsumsi manusia, rendahnya kesadaran masyarakat akan sampah, regulasi pengelolaan sampah yang belum maksimal oleh pemerintah.

Menurut sebuah jurnal yang diterbitkan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), permasalahan sampah memang umum terjadi di negara-negara berkembang. Maka dari itu, untuk mewujudkan konsep pengelolaan sampah yang ideal dibutuhkan strategi yang tepat. Hm.. untuk menciptakan rencana pengelolaan sampah, Indonesia mungkin bisa mencontoh beberapa negara maju yang berhasil mengelola sampahnya dengan baik. Bahkan pengelolaan sampah di negara-negara tersebut diklaim sebagai yang terbaik di dunia, lho! Negara mana aja sih?

Jepang

epang! Negara Matahari Terbit ini memang terkenal akan kebersihan dan pengelolaan sampahnya
Photo by Satoshi Hirayama from Pexels

Jepang! Negara Matahari Terbit ini memang terkenal akan kebersihan dan pengelolaan sampahnya. Aturan mengenai sampah di negeri sakura ini cenderung ketat, lho. Dikutip dari Sora News, bagi pelanggar Undang-Undang Pengelolaan Sampah di Jepang akan dikenakan hukuman hingga lima tahun penjara atau denda lima ratus ribu yen.

Oiya, jika di Indonesia menerapkan pemisahan kategori sampah organik dan anorganik, lain hal dengan Jepang. Negara asal Doraemon tersebut membagi sampah menjadi empat jenis, yaitu sampah yang dapat dibakar, sampah tidak dapat dibakar, sampah berukuran besar, serta botol dan kaleng. Setiap kategori sampah akan diambil oleh petugas kebersihan menurut jadwal yang telah disediakan.

Jerman

Negeri Hitler ini membagi sampah ke dalam jenis. Tempat sampah berwarna cokelat untuk sisa makanan, biru untuk kertas dan karton, sampah rumah tangga berwarna hitam, dan sampah kemasan plastik ke dalam warna kuning.
Photo by Jiantong Tian from Pexels

Negara dengan pengelolaan sampah terbaik berikutnya ialah Jerman. Negeri Hitler ini membagi sampah ke dalam jenis. Tempat sampah berwarna cokelat untuk sisa makanan, biru untuk kertas dan karton, sampah rumah tangga berwarna hitam, dan sampah kemasan plastik ke dalam warna kuning. Tak hanya itu, Jerman juga mewajibkan warganya untuk memisahkan sampah botol kaca dan baterai habis pakai. Sampah tersebut dipisahkan sesuai warna yang telah ditentukan.

Sampah akan diambil pada jam operasioal, yakni pagi sampai malam. Oiya, jika terdapat kesalahan dalam pembagian sampah, maka petugas tidak akan mengambilnya. Kemudian pemilik sampah akan dikirimkan surat teguran dari pemerintah setempat, lho!

Swedia

Swedia menjadi negara yang patut dicontoh soal pengelolaan sampah, nih. Negara Viking ini memiliki sistem pengelolaan sampah yang canggih.
Photo by Vicente Viana Martinez from Pexels

Swedia menjadi negara yang patut dicontoh soal pengelolaan sampah, nih. Negara Viking ini memiliki sistem pengelolaan sampah yang canggih. Dikutip dari Liputan 6, Swedia menerapkan manajeman sampah berkonsep Waste-To-Energy (WTE). Sesuai dengan namanya, sampah yang dikeolala akhirnya akan menjadi energi. Kok bisa? Sebab, limbah rumah tangga yang dihasilkan akan diolah melalui proses pembakaran. Uap panas dari proses pembakaran ini pun dimanfaatkan menjadi tenaga pembangkit listrik yang didistibusikan ke rumah warga setempat. Wah keren banget!

Fyi, energi listrik dari hasil pembakaran sampah ini berhasil memasok kebutuhan listrik bagi 950.000 rumah tangga dan telah memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga bagi 260.000 rumah tangga di seluruh Swedia, lho.

Sama halnya dengan Jepang dan Jerman, Swedia pun turut mengelompokkan sampah-sampahnya ke dalam lima kategori; sampah organik, plastik, kertas, kaca, dan logam. Kabar baiknya, pemerintah Swedia menyiapkan fasilitas dan insentif lho dalam pemilahan sampah sesuai jenisnya.

Belanda

Berikutnya ada Negeri Kincir Angin. Belanda. Pada abad ke-17 hingga 19, kondisi pengelolaan sampah di negara tersebut masih sama dengan di Indonesia saat ini.
Photo by Kata Pal from Pexels

Berikutnya ada Negeri Kincir Angin. Belanda. Pada abad ke-17 hingga 19, kondisi pengelolaan sampah di negara tersebut masih sama dengan di Indonesia saat ini. Pemerintah bersama masyarakat pun mulai berbenah ketika sampah yang dibiarkan menumpuk menimbulkan penyakit. Akhirnya pemerintah pun mulai menyediakan tempat-tempat pembuangan sampah. Pada abad ke-21, teknologi modern pengelolaan sampah pun mulai diterapkan.

Selanjutnya pemerintah pun memutuskan untuk membakar sampah-sampah tersebut. Sebagai langkah pencegahan penyakit akibat pembakaran, pemerintah Belanda mengharuskan warganya untuk memilah sampah rumah tangga sesuai jenis yang telah ditentukan. Sampah yang sekiranya membahayakan kesehatan ketika dibakar, maka akan diamankan dan tidak boleh dibakar. Sama halnya dengan Swedia, uap panas hasil pembakaran juga dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik, lho!

Korea Selatan

Setiap sampah di Korea Selatan harus dipisahkan sesuai dengan jenisnya ke dalam kantong kresek khusus sampah.
Photo by Markus Winkler from Pexels

Setiap sampah di Korea Selatan harus dipisahkan sesuai dengan jenisnya ke dalam kantong kresek khusus sampah. Kantong-kantong tersebut memiliki warna yang menandakan jenis sampah di dalamnya seperti sampah makanan, sampah yang bisa didaur ulang, dan sampah yang tidak termasuk ke dalam dua kategori tersebut, misal popok dan tisu bekas pakai.

Pada kantong tersebut sudah tertera informasi wilayah di mana pemilik tinggal. Jadi apabila terdapat warga yang membuang sampah sembaragan, tentu akan terlacak. Wah hati-jati ya!

Artikel ini juga dipublikasikan di Beauty Journal

Penulis: Garis Khatulistiwa/@gariskhatulistw
Suka dengan blog ini? Mari dukung penulis agar tetap
konsisten membagikan artikel selanjutnya!٩( ᐛ )( ᐖ )۶
Pemberian dukungan dapat di saweria.co/babayagee

Komentar

Posting Komentar