Disclaimer semua tulisan hanya bedasarkan pendapat pribadi. Rasa merupakan hal yang bersifat sangat subjektif.
Hari itu matahari hampir tenggelam, cuaca pun turut mendingin di Ciputat. Saya Bersama kedua teman sedang mempertimbangkan akan makan apa malam ini. Dari setiap pilihan yang sudah diberikan, kami memilih makanan dari Pulau Sumatera yaitu mie aceh. Ya pilihan semacam ini kerap kami alami. Namun, ketika ada mie aceh dalam daftar pilihan, mie aceh akan selalu jadi pemenangnya bagi saya. Entah kenapa mie aceh tidak pernah membuat saya bosan.
![]() |
Dokumentasi dari Garis Khatulistiwa |
Mengenai perjalanan icip-icip mie aceh, tidak sedikit kedai mie aceh yag sudah saya coba. Semua lezat, tapi tidak membuat saya yang mencobanya terkesima. Akhirnya, saya mendapatkan kedai mie aceh yang mampu membuat saya kagum di Ciputat. Itu pun sebelumnya sudah direkomendasikan oleh teman-teman. Mereka bilang, “ini mie aceh lumayan otentik dan ‘tajir’ rasanya”. Kedai itu bernama Bungoong Jeumpaa. Pertemuan dengan kedai mie aceh ini ialah saat saya duduk di bangku kuliah semester tiga atau empat.
Terlalu enak, saya bahkan lupa sudah berapa kali makan di sana. Entah tiga, empat atau sepuluh karena selezat itu rasanya. Kedai Bungoong Jeumpaa berada di Jalan Kertamukti, dekat Rumah Sakit Hermina Ciputat. Lokasinya tidak jauh dari gapura Kampus II. Tempatnya sendiri terbilang tidak lega. Sehingga saat pesanan kita dimasak, akan ada aroma yang menusuk hidung hingga membuat pembeli sesekali bersin karena bumbu-bumbu. Bagi saya, itulah sensasi makan di tempatnya langsung.
Namun, apabila mau yang lebih lega mereka juga ada kedai keduanya. Berlokasi di dekat Stasiun Jurangmanggu, kamu mungkin harus berjalan kaki sekitar 50 meter keluar dari pintu atas stasiun, bukan ke arah keluar Mall BXC ya. Lagi, bagi saya tetap paling seru makan di kedai pertama mereka.
Oh iya, saya hingga sekarang masih mencicip mie aceh berbagai kedai kok. Jadi, mungkin suatu saat penilaian terhadap rasa mie aceh akan berubah. Saat ini sih mie aceh dari Bungoong Jeumpaa masih jadi favorit, begitupun dengan pacar saya. Bahkan, pacar saya ini selalu merekomendasikan Bungoong Jeumpaa ke semua orang. Saya menyebutnya sebagai Brand Ambassador Bungoong Jeumpaa.
Sebelumnya saya pernah juga makan di beberapa kedai seperti di Pamulang, Lebak Bulus, dan Bintaro. Dari semua itu rasanya juga enak, tapi bagi saya rasanya kurang kuat. Apalagi beberapa kedai itu saya cicipi setelah saya merasakan mie aceh di kedai favorit. Efeknya, ketika mencoba di tempat baru yang rasanya light akan terbanting dengan mie aceh Bungoong Jeumpaa. Enggak jarang meninggalkan rasa tidak puas dan sedikit kecewa. Lagi-lagi ini soal selera yaa..
Menurut testimoni teman-teman yang saya rekomendasikan Bungoong Jeumpaa, syukurnya mereka suka dan setuju dengan saya soal rasa mie aceh ini. Menurut mereka Bungoong Jeumpaa punya rasa unik dan berbeda dengan mie aceh yang pernah mereka cicipi sebelumnya. Ada juga kok yang merasa ini terlalu strong citra rasanya dan bukan tipikal rasa yang mereka suka.
![]() |
| Infografis Oleh Babayagee |
Dari sini saya melihat kalau mie aceh dengan rasa light ataupun strong itu ada peminatnya tersendiri. Bagi kalian yang tidak menyukai rasa rempah yang kuat, bisa mencoba juga beberapa pilihan mie aceh yang enak dengan rasa yang light seperti di Mie Aceh 46 Pamulang, Mie Aceh sekitar Perum Pamulang Permai 1, dan Dapu Mie Aceh Bintaro. Ada pun yang rasanya cukup kuat, seperti Mie Aceh Kemang di Bintaro Sektor 9, Mie Aceh di Kedai Teh Tarik Jhony Lebak Bulus, dan kedai-kedai lainnya.
Perjalanan soal mie aceh ini akan terus bertambah, karena saya akan selalu terbuka dengan rekomendasi mie aceh-mie aceh lainnya. Ini karena sebegitu enaknya makanan khas Kota Serambi Mekkah ini. Anyway selain rasa yang lezat, alasan Bungoong Jeumpaa favorit karena harga yang murah dan porsinya banyak! *wink*


Komentar
Posting Komentar